Sabtu, 27 Oktober 2012

Kepada Para Bintang


Masih di sini aku sendiri berkhayal andai sepi dapat mengantarku ke sungai bintang. Barangkali dukaku ini dapat menemaniku berjumpa dengan bentuk senyummu di sudut bulan, di antara bintang.

Kepada para bintang :
          Hampir satu tahun bersama kalian. Tapi rasanya baru kemarin bertemu. Setiap jengkal kenangan begitu indah, terima kasih.
          Liburan ini, aku pulang ke rumah nenek. Aku berharap semua kesedihan kita tak akan berkepanjangan. Kehadiran kalian, terutama almarhum Wibby, membuatku sadar bahwa hidup akan lebih berarti jika kita habiskan dengan orang-orang yang mengerti, bagaimana memaknai cinta yang hakiki. Penerimaan kalian atas diriku yang rapuh membuatku merasa berarti, sebab ada yang meminta harapan dan kebersamaan atas diriku.

          Rangga terima kasih
Aku selalu tahu bahwa Allah begitu baik telah menghadirkanmu dan Wibby ke dalam hidupku untuk merasakan sebuah kebenaran yang indah. Kalian mengajarkanku bagaimana menghidupkan cahaya para bintang, yang akan selalu bersinar. Aku bangga BETELGUSA. Kau memiliki semangat merah untuk memimpin Astro Lover 21. Semoga tahun ini kita bisa merekrut anggota lebih efektif.
          Dhie... masih kesepiankah???
ARCTURUS, bintang yang berwarna jingga seperti bougenville di sebelah markas kita. Maaf jika kembali mengingatkanmu. Kita sama, ya sama-sama tak memiliki ibu. Tapi aku mungkin sedikit beruntung. Sebab masih sempat merasakan cinta seorang ibu. Aku ingin berbagi, bolehkah. Aku ingin berbagi bagaimana merasakan pelukan hangat seorang ibu. Kau tahu hangat mentari dipagi hari? Pelukan seorang ibu melebihi itu. Kau tahu kemuning? Senyuman seorang ibu melebihi rekahannya. Kau tahu cicit seekor pipit disenja hari? Merdunya suara ibu melebihi melodinya. Dan aku, aku ingin sekali bertemu dengan bundaku. Kini bundaku telah berada di tempat tertinggi. Tapi, Wibby pernah bilang aku pasti dapat merasakan lagi semua itu, jika aku dapat menjadi anak yang sholih. Kau tahu doa anak yang sholih akan membantu seorang ibu memasuki syurga? Aku tak tahu, tapi aku yakin dan aku berharap kita bisa berbagi untuk cinta seorang ibu.

          Jay... masihkah ular tanggamu bulukan?
Tak terbayang memiliki seorang saudara sepertimu. Aku tahu kau selalu ingin membuat semua orang senang. Dan itulah yang terbaik dari dirimu, tetaplah seperti itu, SIRIUS malamku!
          Yessi, ajari aku seikhlas dirimu!
Satu yang ku banggakan kau tetap semangat dalam segala suasana, walau keributanmu dengan Jay atau Dhie membuatku ingin menyiram kalian, aku tetap menyayangimu. Jangan pesimis dengan tubuh kecilmu. Kau tahu bintang paling cemerlang tidak harus paling besar atau paling dekat dengan bumi. Kau tahu RIGEL? Ia bergaris tengah lebih kecil, namun tampak lebih cemerlang karena memancarkan jauh lebih banyak energi. Ah cinta...
          Ocha, terlalu tenang hidupmu kawan...
Tapi aku yakin, diantara semua dirimulah yang paling tak pernah mengeluh pada setiap keadaan. Maka aku akan kuat mengarungi lautan berbadai. Bila memiliki kawan sepetimu yang selalu menenangkan. Sebab CAPELLA, kau redup kekuningan, meneduhkan.
          Rena, bimbing aku setangguh dirimu!
Ya! VEGA putihku yang cantik. Ajari aku tentang ketangguhan menghadapi suatu pilihan, kau tahu itu setelah dirimu yang memutuskan untuk hijrah, sekarang aku saudariku. Bantu aku dalam hijrahku.
          Dan kepada bintang-ku yang akan selalu bersinar, Wibby, cahayamu membawaku pada suatu persinggahan, aku lelah mengalir, maka biarkan aku berada di muara yang tenang ini...
Mutiara Mahakam
(Yaya)         
-    Astro Lover 21 Seperti Bintang–bintang - 

Surat Untuk Sahabat


Sahabat... bila terasa ingin menangis... hubungilah aku. Bukan aku akan menyuruhmu berhenti menangis... tapi mungkin, aku bisa menangis bersamamu...
Sahabat...   jika terasa tiba-tiba mau melarikan diri,, jauh dari masalah... hubungilah aku. Aku tak kan menyuruhmu berhenti... tapi mungkin, aku akan lari bersamamu agar masalahmu bisa selesai...
Sahabat...  jika tiba-tiba kamu ditinggalkan kekasih... beritahulah aku. Aku tak akan mencaci siapa pun... tapi aku akan coba membuatmu mencintai dirimu sendiri...
Sahabat...   jika kamu kecewa keluargamu tak bahagia... beritahulah aku. Aku tak kan membuatmu benci kepada ayah bundamu... tapi, terimalah itu sebagai ketentuan Allah,, dan belajarlah untuk mencintai mereka...

Tetapi sahabat...
                 Jika suatu hari aku berdiam diri... aku tidak membalas sms-mu,, aku tidak menerima telephon darimu... Carilah aku segera... sebab waktu itu aku... aku mungkin memerlukanmu.. atau aku sudah tiada lagi di dunia ini...
                Jadi,, andai suratan buatku ini telah tiba, kalian doakan kesejahteraanku di dunia abadi, karena mungkin doa kalian mampu menemani aku di alam yang berbeda...

                   Bekasi, Hari Sumpah Pemuda
Mutiara Amaly – Dedicated to Galauers
(Farah-Nisa-Brian-Pute-Wardah)



Jumat, 13 Mei 2011

AKU ‘DI MATA’ MU (BEM FIP 2010)


Farah..
Seperti gua, hening dan misterius, menyimpan banyak hal yang mungkin belum kita ketahui sebelumnya. Tetapi ia adik yang manis.. ^^
Simple anaknya... J
Baik, ramah, seru, suka membuat kerajinan tangan yang seperti tadi membuat bintang2,, mirip seperti aku.. he.. hwaiting!!
Tetep istiqomah Far... Semangat untuk terus belajar.. Perjuanganmu masih panjang, nak
            Jarang banget ada di BEM, keseringan di BPM.
Lanjutkan kontribusimu.
Ketidaknyamananmu menjadikan dirimu kurang aktif di BEMFIP. It’s oke. You have good potention. I’m happy with you.
Semangat, dimana saja Fa berada. Mohon maaf apabila ada kesalahan. Tetap semangat!!!
            Kaum elit. Santai. Kalem.
Pendiem. Tertutup. Semangat ya!!
Aduh,, jarang banget sih dikau kalo ada acara BEMFIP ikutan, kecuali di dept sendiri, haha... Komitmen & konsisten lagi yaa... Maaf ya kalo ada salah
Semangat amanah. Senyum yaa... hehe
            Pemikirannya bagus... kritis... cerdas.. J
            Semangat ya Farah... J terus kembangkan potensi Farah
Baik... Lebih calm ya...
Yah,, ga tau ya, kalo gw kasih penilaian tentunya bias, udah kenal deket soalnya. Cuman satu pertanyaan gw: where will you go after this?
Gak bisa comment, belum pernah interaksi sebelum saat ini di Jogja.. you are a smart girl, but you need someone to motivation you to move...
Belum terlalu mengenal banget seperti apa orangnya, tapi ya.. pendiam, tidak terlalu banyak berbaur dengan yang lain, asik juga kalo udah ngobrol
Farah, semangat ya kuliah dan organisasinya... Semoga Allah memudahkan untuk Farah ^.^ keep smile...
            Baek, ramah, keep semangat yaa!!!
Banyak pengalaman berharga saat bersama kamu. Farah orangnya cuek, baik dan asik... Pokoknya senang kenal dengan kamu
Farah... kamu orang yang potensial... jangan pernah berhenti ‘bergerak’ yaa... J. Semoga lebih bisa deket lagi sama yang lain, de J
Pendiam.     

Andaikan


Andaikan masih ada jalan lain
Yang mungkin masih dapat ditempuh
Untuk mencari sumber mata air hujan
Untuk membasuh ubun-ubun di kepala
Menyambangi kembali setiap kelahiran ruh
Tentunya
Lelah ini kan sirna
Tanpa ragu
Setiap tapak kan teriring doa-doa
Agar mentari senantiasa hadir
Dengan sinar dan kesejukan disetiap pagi
Mengusir segala ragu dalam gelap

Andaikan
Tangan-tangan masih dapat saling bertaut
Menjalin kembali segala hubungan
Mengembara di antara waktu yang hening
Ada kehangatan kasih
Yang dulu tak sempat dihayati
Ada kedamaian
Yang masih setia menanti
Kala dulu
Kita meninggalkannya tanpa kata
Kala dulu
Kita terjebak segala bentuk kemulyaan hidup
Kita mengejar segala gerak dunia
Sementara
Jiwa kita selalu menangis
Terperangkap dalam ruang kehampaan
Rumah-rumah yang senantiasa tertutup
Tak ada senyum sapa
Kita yang kian linglung dalam argumentasi
Kehilangan rumah untuk cinta

Andaikan
Masih ada jendela yang masih dapat kubuka
Untuk menikmati sinar mentari
Andaikan
Masih ada pintu yang dapat kubuka
Untuk memandang indah dan damainya cinta
Yang mengajarkanku
Tentang rasa memiliki
Tentang cara memahami hening
Tentang rindu pada jemari ibu segala zaman
Tentang dongeng dan petuah bijak
Dengan kecupan lembut di setiap tidurku

Andaikan saja
Masih ada tempat persinggahan bagi para musyafir
Menawar lelah diantara jarak berserak
Mengenang kisah sumur dan ladang
Saat perjumpaan mengetuk salam

Andaikan saja
Masih ada rumah untuk cinta
Tempat menyandarkan setiap jiwa pengembara
Berlindung
Dari hujan
Badai
Dan prahara kehidupan
Menyimpulkan segala hikayat
Memaknai jejak musim
Menikmati tarian purnama
Memanen embun di setiap pagi
Menghayati risalah setiap kelahiran

Andaikan saja
Masih ada waktu tersisa
Saat ragu terperangkap oleh sibuk waktu
Saat hari-hari terbakar sengketa logika
Aku ingin kembali menghayati hening sebuah senyum
Memahami kamus silsilah para musyafir
Yang tak pernah lelah
Bercengkrama dengan jarak dan lelah
Aku ingin menghayati jejak perjalanan musim
Yang selalu hijrah mencari ruang dan kehampaan
Mengisinya dengan kidung kedamaian

Andaikan
Semua dapat kembali sejalan
Ketika segala perbedaan hadir
Menampar segala kehangatan kasih kita
Aku ingin kembali memahami lembut suara
Memandang indah dan sejuknya senyum
Mengenang tawa dan segala cerita silam
Saat rerumputan bergoyang menyambut rinai hujan
Ingin kulukis pelangi di ujung senja
Mendamaikan segala seteru
Membalut segala luka dengan kehangatan cinta

Andaikan hatiku hatimu berjumpa kembali
Di sebuah taman rindu
Dimana kita telah melayarkan segala impian
Kan kuhancurkan segala jarak
Agar tak ada lagi ragu memburu
Yang menjadi candu perjalanan

Andaikan semua dapat kumiliki
Mengurai dan menyimpulkan damai di jiwa
Menyusunnya kembali menjadi gairah asa
Mematri keyakinan di puncak doa
Andaikan semua itu masih ada

Co-Q eR-oR
Penggiat Sastra Jalanan

Jumat, 06 Mei 2011

Aku Dan Duniaku


Namaku Farah Riyantika Permata Sari. Aku terlahir sebagai anak keempat dari tiga bersaudara, karena anak sebelum aku tidak sempat lahir alias keguguran. Kedua orangtuaku berasal dari suku Jawa. Ayahku dilahirkan di Weleri sedangkan ibuku dilahirkan di Magelang.
Aku mempunyai dua kakak, kakak yang pertama laki-laki dan kakak yang kedua perempuan. Kakakku yang pertama lahir di tempat dimana ibuku dulu dilahirkan. Sedangkan kakakku yang kedua dilahirkan di Jakarta, karena pada saat itu keluargaku telah hijrah ke Jakarta. Dan aku, aku dilahirkan di Bekasi karena kedua orangtuaku memutuskan untuk membeli rumah di Bekasi dan menetap disana. Alhasil jadilah aku sebagai seorang anak Bekasi, karena aku dilahirkan dan dibesarkan di Bekasi. Ternyata hal tersebut memberikan dampak yang cukup besar kepadaku mengenai kebudayaanku. Aku yang terlahir dari keturunan suku Jawa, tidak mengerti banyak hal mengenai kebudayaan Jawa. Bahkan aku tidak bisa bicara berbahasa Jawa. Ketidaktahuanku terhadap kebuyaanku sendiri sangat terasa ketika aku memasuki bangku pendidikan, terutama pada saat membahas kebudayaan. Didalam keluarga, orangtua memang tidak mengajarkan secara detail tentang kebudayaanku sendiri. Dan mungkin hal tersebut menjadi salah satu penyebab minimnya pengetahuanku akan budayaku sendiri.
Namun aku lantas tidak langsung menyerah begitu saja. Aku berusaha untuk mengenal dan mempelajari kebudayaanku sendiri melalui kehidupanku. Biasanya, ketika kami kumpul keluarga aku sering menanyakan hal-hal yang tidak aku mengerti mengenai kebiasaan orang sana. Seperti misalnya masalah pasar. Jika aku sedang ke rumah mbahku, aku dan sepupuku suka ikut mbah putri pergi ke pasar. Pasar deket rumah mbahku ini ada dua, yang satu namanya pasar Ngepos dan yang satu lagi namanya pasar Srumbung. Biasanya mbah putri hanya mengizinkan aku ikut untuk ke pasar Ngepos saja, karena jaraknya yang dekat sehingga kami hanya tinggal berjalan kaki saja. Kedua pasar tersebut buka pada hari-hari tertentu saja. Dalam tanggalan Jawa, ada yang namanya Pon, Legi, Pahing, Wage. Nah, pasar Ngepos buka hanya pada tanggal/hari Pon dan Pahing, sedangkan pasar Srumbung buka pada tanggal/hari Legi dan Wage. Kalau tidak salah pembagian hari tersebut berdasarkan hari baik atau hari keberuntungan untuk kedua pasar itu. Hal yang simpel dan unik menurutku. Karena sepengetahuanku, yang namanya pasar biasanya buka setiap hari. Lalu ketika gunung merapi mengeluarkan isi perutnya, yang menyebabkan banyak desa hangus terbakar karena wedhus gembel. Saat itu tersiar berita mengenai bentuk awan yang menyerupai kepala Petruk (salah satu tokoh wayang) dengan moncong hidung kearah selatan. Awalnya aku tidak mengerti mengenai berita itu, lalu aku bertanya kepada ibu mengenai hal tersebut. Ibu menjelaskan bahwa itu memang sudah biasa terjadi, moncong yang menghadap kearah selatan itu menandakan bahwa luncuran awan panasnya kearah selatan. Dulu waktu merapi meletus ditahun 2004, bentuk awan diatas gunung tersebut meyerupai gambar Semar (salah satu tokoh wayang juga) yang mengartikan bahwa tidak ada luncuran awan panas. Saat itu ibu juga menceritakan bahwa konon katanya, ketika merapi ingin meletus ada arak-arakan dengan musik gamelan jawa para hewan, jin dan penghuni gunung merapi yang lainnya yang turun ke bawah untuk menghindari letusan gunung merapi. Ada sebagain orang yang disebut orang ‘pintar’ yang dapat mendengar atau mengetahui arak-arakan tersebut sedang berlangsung. Aku yang baru mengetahui kisah itu, sangat amazing ketika mendengarnya. Minimnya pengetahuanku tidak hanya sebatas kebudayaan atau kebiasaan saja, tapi aku juga tidak mahir berbahasa Jawa. Ketidakmahiranku dalam berbahasa Jawa menyebabkan aku sulit berkomunikasi saat pulang ke kampung halaman. Terlebih lagi jika sedang berbincang-bincang dengan orangtua sana yang sebagian besar dari mereka menggunakan bahasa Jawa dalam kesehariaanya. Hal yang sangat terasa mengenai bahasa Jawa adalah ketika aku mendapatkan kesempatan menjadi relawan bencana merapi di Yogyakarta. Miskomunikasi antara relawan dengan korban tidak jarang terjadi. Relawan yang berasal dari Jakarta dan terbiasa berbicara dengan bahasa Indonesia harus berhadapan dengan korban yang dalam kesehariaanya berbicara menggunakan bahasa daerah. Syukur alhamdulillah, ada teman-teman dari universitas lain yang membantu komunikasi kami sehingga miskomunikasi dapat berkurang. Pada saat itu aku merasa malu dan menyesal, karena sebagai orang yang memiliki darah suku Jawa tetapi aku tidak bisa berbicara menggunakan bahasa daerah aku sendiri. Apalagi ketika aku sedang berbincang-bincang dengan para korban atau TNI disana, ketika mereka menanyakan dari mana aku dan orangtuaku berasal. Malu sekali ketika aku menjawab aku berasal dari Jawa tetapi aku tidak bisa berbicara dalam bahasa Jawa. Maka pada saat itu juga, tumbuh tekad dan keinginan dalam diriku untuk lebih mempelajari kebudayaan daerahku, kebudayaan Jawa.
Semakin beranjak dewasa, sedikit demi sedikit pengetahuanku tentang budaya Jawa semakin bertambah. Saat ini aku sedang menempuh pendidikan di perguruan tinggi negeri di Jakarta. Jurusan yang aku ambil adalah jurusan Bimbingan dan Konseling. Bimbingan dan Konseling merupakan sebuah ilmu yang mempelajari tentang bagaimana kita memberikan layanan bimbingan dan layanan konseling kepada orang lain. Dalam dunia Bimbingan dan Konseling, sebagai konselor kita akan menjumpai banyak orang dengan berbagai latar belakang kebuadayaan yang berbeda. Perbedaan latar belakang kebudayaan tersebut membuat setiap individu berbeda sifat, sikap tingkah laku, kebiasaan, dan cara berpikirnya. Hal tersebut wajar terjadi karena dalam dunia bimbingan dan konseling setiap manusia itu unik.
Sebagai seorang calon konselor, dari awal perkuliahan aku sudah diajarkan untuk bisa bersikap profesional dalam bidangnya. Untuk menjadi konselor yang profesional, maka aku harus bisa memahami dan menghargai berbagai latar belakang budaya yang berbeda. Disini aku diajarkan mengenai psikologi lintas budaya, konseling lintas budaya dan juga mengkaji permasalahan sosial dan budaya dalam dunia bimbingan dan konseling. Ketika mempelajari ilmu tersebut, maka aku mendapatkan pengetahuan tambahan yang berkaitan mengenai berbagai budaya yang ada di Indonesia sehingga shock culture pun dapat dihindari.
Sangat penting bagi seorang konselor untuk mengenali dan memahami latar belakang budaya klien, sehingga ketika proses konseling sedang berlangsung tidak terjadi perdebatan atau kesalahpahaman karena perbedaan budaya. Selain itu, seorang konselor juga menjadi tahu bagaimana harus bersikap ketika menghadapi klien yang berbeda budaya. Konselor juga mengetahui cara yang tepat menangani klien sesuai dengan kebudayaannya.
Banyak manfaat yang didapat ketika kita mempelajari sosial dan budaya yang ada di Indonesia, terutama untuk aku sebagai seorang calon konselor. Maka tak ada salahnya buat kita untuk mempelajari kebudayaan yang ada di Indonesia. Selain menunjukkan kecintaan kita pada Indonesia, juga menunjukkan bahwa Indonesia merupakan sebuah negara yang kaya dengan kebudayaannya yang berbeda-beda, yang unik dengan ciri khas masing-masing daerahnya, yang beragam bahasanya, beragam keseniannya, tetapi kita masih dalam satu kesatuan Indonesia.